APLIKASI OP AMP (Keselamatan Kantor)
- Mengetahui prinsip kerja sensor flame
- Melatih penggunaan proteus
- Alat:
- Voltmeter
- Power supply
- Bahan:
- Resistor
Resistor ini digunakan pada sebagai hambatan yang resistansinya ditentukan untuk tiap-tiap cabang.
- Relay
- Spesifikasi* Trigger Voltage (Voltage across coil) : 5V DC
* Trigger Current (Nominal current) : 70mA
* Maximum AC load current: 10A @ 250/125V AC
* Maximum DC load current: 10A @ 30/28V DC
* Compact 5-pin configuration with plastic moulding
* Operating time: 10msec Release time: 5msec
* Maximum switching: 300 operating/minute (mechanically)
- Konfigurasi Pin
* Coil End 1 : Used to trigger(On/Off) the Relay, Normally one end is connected to 5V and the other end to ground.
* Coil End 2 : Used to trigger(On/Off) the Relay, Normally one end is connected to 5V and the other end to ground.
* Common (COM) : Common is connected to one End of the Load that is to be controlled.
* Normally Close (NC) : The other end of the load is either connected to NO or NC. If connected to NC the load remains connected before trigger.
* Normally Open (NO) : The other end of the load is either connected to NO or NC. If connected to NO the load remains disconnected before trigger.
- LED
- Buzzer
- Ground
OP-AMP
Pada IC ini terdapat dua pin input, dua pin power supply, satu pin output, satu pin NC (No Connection), dan dua pin offset null. Pin offset null memungkinkan kita untuk melakukan sedikit pengaturan terhadap arus internal di dalam IC untuk memaksa tegangan output menjadi nol ketika kedua input bernilai nol.
Read more at: https://elektronika-dasar.web.id/operasional-amplifier-op-amp-ic-lm741/
Copyright © Elektronika DasarTransistor
*Bi-Polar NPN Transistor
*DC Current Gain (hFE) is 800 maximum
*Continuous Collector current (IC) is 100mA
*Emitter Base Voltage (VBE) is 6V
*Base Current(IB) is 5mA maximum
*Available in To-92 Package
Konfigurasi Pin :*collector Current flows in through collector*base Controls the biasing of transistor*emitter Current Drains out through emitter
- Flame sensor
- Infrared sensor
5VDC Operating voltage
I/O pins are 5V and 3.3V compliant
Range: Up to 20cm
Adjustable Sensing range
Built-in Ambient Light Sensor
20mA supply current
Mounting hole
Pin Name | Description |
VCC | Power Supply Input |
GND | Power Supply Ground |
OUT | Active High Output |
IR Sensor Module Features
- OPAMP
- Penguat : mempunyai penguatan loop terbuka yang tak terbatas. Akan tetapi opamp komersial biasanya memiliki penguatan simpul terbuka pada rentang 10.000-200.000.
- Impedansi masukan : Untuk tipe input bipolar berada pada rentang 250 KOhm – 2 MOhm, untuk input tipe FET berada sekitat 10^12 Ohm.
- Impedansi keluaran : Pada umumnya opamp dibuat sebagai penguat tegangan, maka dari itu impedansi keluarannya dibuat sekecil mungkin yaitu sekitar 150 Ohm .
- Common-Mode Rejection Ratio : Tegangan opamp sebanding dengan perbedaan antara tegangan pada terminal inverting dan non-inverting, apabila keduanya sama maka tegangan keluarannya sama dengan nol. Sinyal yang masuk pada kedua terminal biasanya disebut sebagai sinyal mode bersama dan biasanya menimbulkan derau. Maka dari itu kemampuan Op-Amp untuk menekan sinyal mode bersama digambarkan melalui CMRR yang didefinisikan sebagai : CMRR : 20 log10 x penguatan tegangan sinyal pada terminal + atau – dibagi penguatan mode bersama. Idealnya Opamp memiliki CMRR sekitar 80 dB.
- Slew Rate : merupakan laju maksimum yaitu perubahan tegangan keluaran pada tegangan keluaran maksimum, satuannya berbentu Volt / mikrosekon. Apabila suatu sinyal dengan frekuensi tertentu diberikan, maka tegangan keluaran maksimum yang diperbolehkan ditentukan oleh slew rate. Idealnya slew rate berkisar pada rentang 1-2 V/mikrosekon.
- Lebar jalur : Penguatan tegangan loop terbuka dari opamp tidak konstan diseluruh frekuensi dan justru menurun pada frekuensi tinggi karena pengaruh dari komponen kapasitif. Berikut adalah karakteristik frekuensi suatu opamp : a)Frekuensi atas 3 dB batas atas. b)Lebar pita masih rata. c) Frekuensi pada saat penguatan menurun menjadi satu .
- Tegangan offset masukan : Op-Amp yang ideal mempunyai tegangan keluaran bernilai nol apabila tegangan inputnya bernilai nol, namun untuk beberapa penguat praktis tegangan keluaran bernilai nol meskipun tegangan input bernilai nol. Hal ini disebabkan karena ketidaksempurnaan penguatan, tegangan inilai yang disebut sebagai tegangan offset masukan. Idealnya bernilai 1 mV.
- Arus offset masukan : Pada saat tegangan masukan bernilai nol, suatu penguat opamp akan mempnyai arus panjaran kecil yang mengalir diterminal masukan. Perbedaan antara arus panjaran inilah yang disebut sebagai arus offset masukan.
- Sensor Flame
- Sensor Infrared
Grafik menunjukkan hubungan antara resistansi dan jarak potensial untuk sensitivitas rentang antara pemancar dan penerima inframerah. Resistor yang digunakan pada sensor mempengaruhi intensitas cahaya inframerah keluar dari pemancar. Semakin tinggi resistansi yang digunakan, semakin pendek jarak IR Receiver yang mampu mendeteksi sinar IR yang dipancarkan dari IR Transmitter karena intensitas cahaya yang lebih rendah dari IR Transmitter. Sementara semakin rendah resistansi yang digunakan, semakin jauh jarak IR Receiver mampu mendeteksi sinar IR yang dipancarkan dari IR Transmitter karena intensitas cahaya yang lebih tinggi dari IR Transmitter.
- Resistor
Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat atau membatasi aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian. Fungsi resistor yang bersifat resistif merupakan salah satu komponen kategori pasif dalam elektronika. Satuan resistansi resistor disebut Ohm yang dilambangkan dengan simbol Omega (𝛀). Hukum Ohm mengatakan bahwa resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya.
Cara menghitung nilai resistansi resistor dengan gelang warna:
1. Masukkan angka langsung dari kode warna gelang pertama
2. Masukkan angka langsung dari kode warna gelang kedua
3. Masukkan angka langsung dari kode warna gelang ketiga
4. Masukkan jumlah nol dari kode warna gelang ke-4 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10(10^n)
- Relay
Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh, dengan Relay yang menggunakan Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan Armature Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk menghantarkan listrik 220V 2A.
Pada dasarnya, Relay terdiri dari 4 komponen dasar yaitu :
- Electromagnet (Coil)
- Armature
- Switch Contact Point (Saklar)
- Spring
Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri dari 2 jenis yaitu :
- Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi CLOSE (tertutup)
- Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi OPEN (terbuka)
Sebuah Besi (Iron Core) yang dililit oleh sebuah kumparan Coil yang berfungsi untuk mengendalikan Besi tersebut. Apabila Kumparan Coil diberikan arus listrik, maka akan timbul gaya Elektromagnet yang kemudian menarik Armature untuk berpindah dari Posisi sebelumnya (NC) ke posisi baru (NO) sehingga menjadi Saklar yang dapat menghantarkan arus listrik di posisi barunya (NO). Posisi dimana Armature tersebut berada sebelumnya (NC) akan menjadi OPEN atau tidak terhubung. Pada saat tidak dialiri arus listrik, Armature akan kembali lagi ke posisi Awal (NC). Coil yang digunakan oleh Relay untuk menarik Contact Poin ke Posisi Close pada umumnya hanya membutuhkan arus listrik yang relatif kecil.
Beberapa fungsi Relay yang telah umum diaplikasikan kedalam peralatan Elektronika diantaranya adalah :
- Relay digunakan untuk menjalankan Fungsi Logika (Logic Function)
- Relay digunakan untuk memberikan Fungsi penundaan waktu (Time Delay Function)
- Relay digunakan untuk mengendalikan Sirkuit Tegangan tinggi dengan bantuan dari Signal Tegangan rendah.
- Ada juga Relay yang berfungsi untuk melindungi Motor ataupun komponen lainnya dari kelebihan Tegangan ataupun hubung singkat (Short).
- Prosedur Percobaan
- Tambahkan alat dan bahan yang dibutuhkan pada library
- Susun pada schematic capture
- Hubungkan tiap-tiap komponen seperti gambar dibawah
- Run pada proteus (arah panah menunjukkan arah arus)
- Foto
- Prinsip kerja
- Download HTML di sini
- Download simulasi rangkaian di sini
- Download video di sini
- Download datasheet resistor di sini
- Download datasheet motor di sini
- Download datasheet relay di sini
- Download datasheet buzzer di sini
- Download datasheet LED di sini
- Download datasheet dc voltmeter disini
- Download datasheet opamp di sini
- Download datasheet flame sensor di sini
- Download datasheet infrared sensor di sini
- Download library sensor flame di sini
- Download library infrared sensor di sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar